08 Februari, 2009

PNEMONIA BALITA

Apakah Yang Dimaksud Pnemonia Balita ?

Pnemonia Balita adalah penyakit yang menyerang jaringan paru-paru yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat atau nafas sesak yang biasanya menyerang balita.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan kejadian (insidens) pnemonia di negara berkembang dengan angka kematian bayi di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15 - 20 % per tahun pada golongan usia balita. Angka kematian bayi di Indonesia saat ini berkisar antara 40 – 55 per 1000 kelahiran hidup. Sehingga kejadian Pnemonia Balita di Indonesia diperkirakan antara 10 – 20 % per tahun. Karena itu program Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan lebih memfokuskan pada upaya penanggulangan Pnemonia Balita dengan sasaran menurunkan angka kematian Pnemonia Balita menjadi 3 per 1000 pada tahun 2004. Sejalan dengan UU No. 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) upaya pemberantasan Pnemonia merupakan salah satu prioritas Pemberantasan Penyakit di lingkungan Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML). Oleh karena itu upaya pemberantasan Pnemonia Balita ini perlu memperoleh dukungan dan peran aktif semua pihak terutama para pimpinan atau pengambil keputusan di setiap jenjang administrasi pemerintahan.

Tujuan Pemberantasan Penyakit ISPA
1. Menurunkan angka kematian balita akibat penyakit pnemonia
2. Menurunkan angka kesakitan balita akibat penyakit pnemonia

Fakta Kematian Balita Akibat Pnemonia

Di Negara Berkembang
1. Tiap tahun 4 juta balita meninggal akibat pnemonia (Konferensi Internasional ISPA Canberra, 1997)
2. Tiap jam 400 balita meninggal akibat pnemonia

Di Indonesia
1. Tiap tahun dari 1000 balia terdapat 5 kematian balita akibat pnemonia
2. Tiap 5 menit 1 balita meninggal akibat pnemonia

Faktor Resikoa Meningkatnya Angka Kematian Balita Akibat Pnemonia di Indonesia
1. Usia di bawah 2 bulan
2. Tingkat sosial ekonomi rendah
3. Kekurangan gizi’
4. Bayi lahir dengan berat badan rendah
5. Tingkat jangkauan pelayanan kesehatan yang rendah
6. Lingkungan tempat tinggal yang padat
7. Imunisasi tidak lengkap
8. Menderita penyakit kronis lain
9. Polusi udara

Faktor Penyebab Rendahnya Efektifitas Penggalakan P2 ISPA

1. Pelaksanaan tatalaksana kasus sesuai standar belum dilaksanakan secara optimal
2. Keterbatasan pengetahuan petugas kesehatan dalam menginformasikan bahaya pnemonia
3. Keterbatasan jumlah tenaga penyuluh dan media penyuluh
4. Ketidaktahuan ibu balita akan gejala klinis, tindakan pengobatan dan bahaya penyakit pnemonia balita
5. Ketidaktahuan masyarakat umum terhadap pnemonia balita
6. Promosi P2 ISPA yang belum optimal
7. Dana penunjang P2 ISPA yang kurang
8. Kemitraan dalam P2 ISPA yang belum terlaksana secara terstruktur
9. Dukungan politis dari pengambil keputusan masih sangat rendah

Kurang berhasilnya penggalakan P2 ISPA ini bukan semata karena kepasifan ibu atau kwalitas yang dimiliki petugas kesehatan, tetapi juga karena kelalaian kita semua sebagai bagian dari komponen masyarakat yang memiliki kemampuan serta kekuatan untuk melakukan perubahan perilaku yang terbaik bagi balita Indonesia sebagai penerus bangsa.

Tidak ada komentar: