22 Oktober, 2007

Promosi Kesehatan

Dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, Promosi Kesehatan menempati urutan pertama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Promosi Kesehatan merupakan prioritas bidang kesehatan. Mengapa promosi kesehatan begitu penting hingga menempati urutan pertama dalam SPM ?
Kita tahu bahwa mencegah terjadinya suatu penyakit jauh lebih baik dari pada mengobati bila suatu penyakit telah menggerogoti tubuh kita. Biaya untuk pencegahan, jelas lebih murah dari pada mengobatinya. Biaya yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam upaya menyehatkan masyarakat di seluruh negeri ini bukanlah sedikit. Beban pemerintah dalam hal ini makin tahun semakin membengkak. Kita bisa bayangkan apabila semua lapisan masyarakat dapat menjaga kesehatannya dengan baik, maka akan banyak biaya yang bisa dihemat dan dapat digunakan untuk keperluan lain. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam promosi kesehatan ini antara lain adalah penyuluhan, penyebarluasan informasi kesehatan melalui pamflet, radio, televisi dan lain-lain.

Berikut beberapa artikel mengenai kesehatan yang kami himpun dari berbagai sumber

Kemiskinan dan Penyakit Parasitik

Penyakit ini dapat menurunkan kemampuan intelegensia dan akademis, sehingga menurunkan ketahanan bangsa. Kemiskinan lebih dekat dengan kekufuran. Kemiskinan nyatanya juga sangat dekat dengan persoalan kesehatan. Ironisnya, penyakit-penyakit yang kian mencekik rakyat tak berdaya ini terkesan kurang mendapat perhatian. Sebut saja penyakit parasitik yang telah menginfeksi sekitar satu miliar orang atau seperenam penduduk dunia. Penyakit ini masih kurang diperhatikan di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Yang termasuk penyakit ini antara lain penyakit kaki gajah, demam keong, dan cacing perut yang ditularkan melalui tanah.''Meski penyakit parasitik tak menyebabkan wabah, keberadaannya menganggu kesejahteraan masyarakat. Karena, secara perlahan menggerogoti kesehatan manusia, menyebabkan cacat, hingga kematian,'' ujar Prof Dr Mohammad Sudomo saat membacakan orasi pengukuhan dirinya sebagai profesor riset bidang entomologi dan moluska di Gedung Depkes RI, Selasa (15/1).Menurut Sudomo, beberapa penyakit parasitik yang termasuk penyakit yang kurang diperhatikan (neglected diseases) merupakan silent diseases yang harus diberikan prioritas karena dapat menimbulkan kerugian besar. ''Penyakit ini dapat menurunkan kemampuan intelegensia dan akademis anak cucu kita sehingga menurunkan ketahanan bangsa,'' jelasnya.Meski kurang populer, kata Sudomo, jenis penyakit parasitik seperti filariasi limfatik atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah yang disebabkan cacing dapat menurunkan produktivitas penderita, keluarga. Karena itu, secara tidak langsung menurunkan produktivitas masyarakat. ''Di dunia, sekitar 120 juta orang dari 80 negara menderita filariasis,'' cetusnya.Gejala penderita filariasis mula-mula demam secara berulang dua hingga tiga kali dalam sebulan, kemudian timbul gejala limfangitis, limfadenitis, limfadema, dan kemudian terjadi elenfantiasis. Ini dapat terjadi di tungkai bawah, lengah bawah, mammae, atau skrotum, tergantung dari jenis cacing filaria yang menginfeksi penderita.Di Indonesia, kata Sudomo, sekitar 10 juta orang telah terinfeksi filariasis dan 150 juta orang hidup di daerah endemik. Biasanya, lanjut dia, daerah endemik adalah daerah dengan hutan rawa, sepanjang sungai besar atau badan air lain, kota yang kumuh, padat penduduk, dan banyak genangan air kotor. ''Jadi, kebanyakan menyerang warga miskin,'' jelasnya.Lebih jauh Sudomo menyatakan, untuk memberantas penyakit tersebut dapat digunakan diethyl carbomazine citrate (DEC) sebagai obat yang paling efektif membunuh mikrofilaria maupun makrofilaria. ''Dengan dosis rendah seminggu sekali selama 40 pekan,'' tegasnya.Demam keongSelain filariasis, Sudomo juga membahas demam keong (schistosomiasis). Ia mengatakan, jumlah penderita schistosomiasis di dunia mencapai 200 juta. ''Sedangkan penduduk yang terancam oleh penyakit ini mencapai 600 juta,'' ungkapnya.Sudomo mengatakan, penelitian schistosomiasis di Indonesia telah dimulai pada 1940, sesudah ditemukannya kasus di Tomado, dataran tinggi Lindu, Kecamatan Kulawo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada 1935. Di Indonesia, kata Susomo, selain menginfeksi manusia, shistosomiasis juga menginfeksi mamalia. Ada 13 mamalia yang diketahui terinfeksi penyakit ini. ''Antara lain sapi, kerbau, kuda, anjing, babi, musang, rusa, dan berbagai jenis tikus,'' jelasnya.Sudomo menambahkan, pemberantasan schistosomiasis di Indonesia telah dilakukan sejak 1974 dengan berbagai metode. Antara lain, pengobatan dengan niridazole dan pemberantasan siput penular dengan molusisida dan agroengineering. Lebih jauh Sudomo yang telah mempublikasikan 85 karya ilmiah menyatakan, pemberantasan penyakit parasitik harus melibatkan semua sektor terutama yang erat kaitannya dengan lingkungan, misalnya pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan pekerjaan umum. ''Pemberdayaan masyarakat miskin sangat penting, tanpa mereka maka program pemberantasan penyakit ini tak akan berhasil,'' ingatnya.Kelaparan tersembunyiDi saat yang bersamaan, Prof Dr Herman Sudiman yang juga dikukuhkan sebagai profesor riset menyatakan, kemiskinan, kelaparan, dan gizi kurang merupakan masalah sebagian besar penduduk dunia, khususnya di negara berkembang termasuk Indonesia. ''Banyak program pembangunan tak berjalan optimal tanpa mengatasi masalah kemiskinan,'' ujarnya.Menurut Herman yang juga peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI, bentuk paling ekstrem dari kemiskinan adalah kelaparan atau ketika seseorang kekurangan asupan makanan pokok yang memberi energi dan zat gizi untuk dapat hidup produktif. Kelaparan, kata dia, dapat berupa kelaparan nyata, yakni kekurangan asupan makanan secara keseluruhan. ''Utamanya makanan sumber energi,'' ingatnya.Selain itu, kata Herman, ada kelaparan tersembunyi bila kekurangan zat gizi mikro tertentu seperti vitamin A, zat besi, iodium, dan seng (Zn). ''Gizi kurang memberikan kontribusi 50 persen kematian di seluruh dunia,'' ungkapnya. Menteri Kesehatan (Menkes) Dr dr Siti Fadilah Supari Sp Jp yang menghadiri pengukuhan dua profesor riset yang pertama di Depkes mengatakan, dengan adanya profesor riset di lingkungannya diharapkan dapat memicu iklim ilmiah serta peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan ilmu kesehatan. ''Dengan demikian dapat dimanfaatkan sebagai dasar perumusan kebijakan program pembangunan kesehatan,'' ujarnya.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada 2007 mencapai sekitar 31,17 juta (13,56 juta di kota dan 23,61 juta di desa). Oleh sebab itu, kata Siti Fadilah, sektor kesehatan dan berbagai sektor terkait lainnya harus berusaha keras mengatasi masalah penyakit yang terlalaikan. ''Seperti filariasis, kusta, framboesia, masalah gizi masyarakat, kurangnya penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan, rendahnya akses pada obat esensial dan berbagai masalah kesehatan lainnya,'' jelasnya.
Ikhtisar:
- Yang termasuk penyakit parasitik antara lain penyakit kaki gajah, demam keong, dan cacing perut yang ditularkan melalui tanah.
- Gizi kurang memberikan kontribusi 50 persen kematian di seluruh dunia.
----------------------------------------------------------------------------


BERDAMAI DENGAN STRES


HIDUP lebih dinamis bila diseling dengan stres. Tapi bila berkembang menjadi penyakit, bagaimana menyiasatinya? Stres memang menjadi bagian kehidupan sehari-hari, dapat menyerang siapa, kapan dan di mana saja. Pemicunya beragam mulai kemacetan lalu lintas, pekerjaan menumpuk, relasi yang memburuk hingga masalah kesulitan keuangan. Meski setiap orang pernah merasakannya, derajat tekanannya berbeda-beda. Seberapa besar dampak stres terhadap tubuh, tergantung karakter dan ketahanan seseorang. Selama ini, stres identik dengan kondisi ''negatif'''. Namun, tidak selamanya stigma tersebut melekat. Stres sendiri sebenarnya bukanlah penyakit, tetapi merupakan respons tubuh dan pikiran terhadap tekanan (stressor). Stres adalah suatu kondisi ketika keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Stres tingkat ringan malah bermanfaat bagi tubuh. Jangan langsung mengernyitkan dahi. Ternyata, dalam batas tertentu stres dapat meningkatkan fungsi fisik dan mental. ''Stressor ringan dapat meningkatkan vitalitas dan membantu memfokuskan perhatian dalam beraktivitas,'' ungkap Medical Director Departement of Community Health National Naval Medical Center Donald R Rhodes Jr MD. Dalam keadaan tertekan atau stres, tubuh akan menghasilkan hormon adrenalin yang mampu merangsang melakukan sesuatu. Uniknya, banyak orang tidak menyadari jika mereka mengalami stres. Sebagian orang juga enggan bila dikatakan sedang stres.Meski telah menjadi ''bagian hidup'', keterbatasan pengetahuan juga menyebabkan kesalahpahaman mengenai stres. Bahkan, di antara mereka juga ada yang tak paham bila stres dapat memicu gangguan kesehatan lebih serius. Gejala seseorang mengalami stres pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga kategori yakni berdasarkan fisik, psikologis, dan perilaku. Ciri yang berhubungan dengan fisik misalnya sakit di bagian kepala, perut dan belakang badan, gangguan pencernaan, tangan berkeringat, bahu dan leher tegang, atau jantung berdegup kencang.Sedangkan ciri yang berhubungan dengan perilaku ditandai dengan sulit tidur, cepat lelah, nafsu makan berubah, cepat marah, resah, dan sedih tanpa sebab. Gejala stres yang berhubungan dengan psikologis misalnya gangguan konsentrasi, sering lupa, kurang kreatif, kurang percaya diri atau sukar menyesuaikan diri dengan keadaan sekeliling. Bila keadaan stres terus berlangsung menyebabkan tekanan darah naik, kelelahan yang sangat (fatigue), penurunan gairah seksual, sakit seluruh badan, depresi, masalah berat badan. Situasi semakin memburuk dari stres menyebabkan rentan terserang penyakit jantung, pembuluh darah, dan penyakit berbahaya lainnya. ''Stres yang berkelanjutan menyebabkan imunitas tubuh melemah,'' tambah Rhodes. Apalagi bila ditambah mempunyai riwayat kesehatan penyakit tertentu. Stres akan memicu kambuhnya penyakit yang selama ini dideritanya. Sebagai contoh, jika seseorang mempunyai bakat alergi ketika mengenai alergen (faktor pemicu alergi), akan menyebabkan kambuhnya penyakit. Padahal, bila stres terlalu sering dan berlangsung lama dapat menimbulkan dampak buruk. ''Jika gejala-gejala berlangsung lama dan semakin memburuk, segera mencari pertolongan untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Semakin dini mendapatkan perawatan, semakin cepat pula keadaan akan kembali seperti semula,'' saran Clinical Professor of Medicine and Psychiatry New York Medical College Paul J Rosch MD FACP. Perilaku stres dikatakan semakin parah jika penderita mulai menyakiti diri sendiri atau orang lain. Di sinilah pentingnya deteksi dini gejala-gejala stres sehingga penderita menyadari dirinya membutuhkan pertolongan. Rosch menambahkan, peranan keluarga atau lingkungan sekitar sangat penting bagi mereka. ''Dukungan dan perhatian merupakan salah satu cara untuk membantu mereka keluar dari situasi ini,'' ujar dia.(sindo//tty) Balitbangkes
------------------------------------------------------------------------


Asupan Ikan Tingkatkan Daya Ingat Lansia

KapanLagi.com - Lupa menaruh kunci? Lupa nama seseorang walaupun wajahnya sangat familiar? Apabila seseorang ingin mengurangi tanda-tanda atau gejala-gejala penuaan seperti di atas, cukup dengan hanya menerima asupan ikan lebih banyak lagi dalam pola makan sehari-hari mereka. Dan semakin banyak ikan yang kita makan semakin besar pula dampak positif yang diberikan, bagi kesehatan terutama bagi daya kerja otak kita atau daya kognitif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kaum lanjut usia baik laki-laki ataupun perempuan yang lebih sering mengkonsumsi ikan memiliki daya ingat, konsepsi visual, ketrampilan motorik, orientasi perhatian dan kemahiran berbahasa yang lebih baik.
''Sebanyak enam uji tes kognitif dilaksanakan memperlihatkan hasil yang jauh lebih baik pada mereka-mereka lansia yang mengkonsumsi lebih banyak ikan dari pada mereka-mereka yang tidak,'' kata Dr.A. David Smith dari Universitas Oxford, Inggris.
Selanjutnya ia juga menambahkan bahwa dampaknya akan terlihat jelas saat di mana dalam kondisi konsumsi ikan meningkat hingga melewati ambang batas sekitar 80 gram per hari. Smith dan rekan-rekannya meneliti kemampuan kognitif yang berkaitan dengan asupan ikan dan makanan asal laut lainnya setiap harinya yang melibatkan 2.031 wanita dan pria dengan kisaran usia 70 hingga 74 tahun yang diambil dari populasi masyarakat umum di Norwegia barat. Dari sejumlah 1.951 orang yang ikut dalam penelitian tersebut didapatkan semakin sering seseorang menerima asupan ikan dan aneka makanan asal laut yang kandungan lemaknya sedikit dalam menu makanan utama mereka sehari-hari maka mereka mampu melakukan sedikitnya enam tes koginitif dengan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka-mereka yang tidak.
Lansia yang mengkonsumsi roti isi ikan sedikitnya tiga kali dalam seminggu memperoleh hasil yang jauh lebih baik pada sedikitnya tiga tes kognitif, dikatakan oleh para peneliti.
Sementara para lansia yang mengkonsumsi hanya minyak ikan setiap harinya memiliki hasil tes yang jauh lebih baik sedikitnya untuk satu tes kognitif.
Para peneliti mengatakan pentingnya melakukan penelitian lanjut untuk menentukan keuntungan kognitif memang diakibatkan dari asupan ikan dari jenis tertentu.
''Selanjutnya kita juga perlu meneliti lebih lanjut komposisi kandungan yang terdapat dalam ikan-ikan tersebut,'' kata Smith.
''Karena kami menemukan ikan berlemak sama baiknya dengan ikan tanpa lemak jadi kemungkinan asam lemak Omega 3 lah yang memberikan manfaat bagi kemampuan kognitif.
---------------------------------------------------------------------

1 komentar:

Anonim mengatakan...

To: Pak Lukas dan Semua Team Puskesmas Sungai Ayak..
Bravo dan Salut..atas peluncuran Weblog ini..Tak disangka dari tempat terpencil Khatulistiwa , ada sebuah Blog yang bisa menjadi pelopor dan contoh bagi orang2 lain yang peduli akan ketinggalan dan kekurangan penduduk Indonesia, khususnya dibidang kesehatan. Semoga dedikasi dan jasa anda untuk memajukan kesehatan khususnya warga Sungai Ayak...dibalas oleh Tuhan YME...
Smoga Weblog ini bisa menjadi pemersatu para warga Sungai Ayak,..bravoo...
tedy cahyadi (ctedy88@yahoo.co.id)