22 Oktober, 2007

Beranda Depan

TENTANG PUSKESMAS SUNGAI AYAK



Dasar Pembentukan

Puskesmas Sungai Ayak dibangun atas dasar Inpres No. 10 Tahun 1976. Didirikan dalam tahun anggaran 1976/1977. sebagai perluasan dari Balai Pengobatan yang sebelumnya sudah ada. Saat dibangun baru, lokasi Balai Pengobatan yang sebelumnya ditengah pemukiman penduduk sehingga terkesan sempit, dipindahkan ke Jl. Dr. Sutomo RT I/RW 02 No. 86 Desa Sungai Ayak III Kode Pos 78586, diperbatasan dusun Sungai Ayak II dan dusun Sungai Ayak III.
Luas gedung Puskesmas pada awal pembangunan hanya 135 m2 setelah direhab total pada tahun 1999 bertambah menjadi 235 m2.
Sebagai Puskesmas Rawat Inap, Puskesmas Sungai Ayak dilengkapi ruang rawat inap berkapasitas 7 tempat tidur. Di areal Puskesmas seluas kurang lebih 1,6 ha dibangun pula rumah tinggal bagi para pegawai yaitu rumah dokter 1 buah, rumah dokter gigi 1 buah (rusak berat), rumah paramedis 2 buah (rusak berat) dan mess pegawai 2 buah (kurang baik).
Wilayah Kerja



Wilayah kerja seluas 764,30 km2 terletak di antara 0.28'58" detik LU - 0.2'24" LU dan 110.37'.00"BT - 110.20'.00"BT meliputi seluruh wilayah Kecamatan Belitang Hilir. Terdiri dari 8 desa yang membawahi 33 dusun berpenduduk ±21.772 jiwa. Jarak tempuh ke desa terdekat (Sungai Ayak III) adalah 0 jam, dan terjauh (Semadu) 1,5 jam menggunakan sepeda motor. Sama dengan 0 – 50 km (lihat peta).
Secara topografi, wilayah Kecamatan Belitang Hilir merupakan dataran rendah, sering dilanda banjir bila musim hujan. Meskipun banjir tidak pernah menelan korban jiwa karena naik perlahan-lahan, namun cukup merepotkan. Biaya perjalanan meningkat tajam sebab pengguna kendaraan bermotor – utamanya roda dua – harus menggunakan jasa perahu atau rakit untuk menyeberangi banjir yang sekali naik biayanya antara Rp 5.000,- - Rp 10.000,-. Lokasi banjir bukan saja hanya satu tempat namun bisa sampai empat atau lima tergantung seberapa tingginya banjir yang terjadi. Namun persoalan banjir ini sedikit banyak sudah diatasi dengan peninggian badan jalan di pusat kota Sungai Ayak maupun jalan ke desa Tapang Pulau yang merupakan jalan utama di Kecamatan Belitang Hilir, sehingga untuk masyarakat dari desa Tapang Pulau bahkan masyarakat dari Kecamatan Belitang dan Belitang Hulu, mulai paruh kedua tahun 2008 ini bila akan ke Sungai Ayak, tidak perlu lagi takut banjir.

Jalur Akses

Ada dua jalur akses yang dapat digunakan untuk mencapai Puskesmas Sungai Ayak, yaitu melalui darat dan sungai. Jalur sungai biasanya digunakan oleh masyarakat yang bermukim di desa yang terletak di pinggiran sungai seperti Desa Sungai Ayak III, Desa Sungai Ayak I, dan Desa Entabuk. Sedangkan jalur darat digunakan oleh hampir keseluruhan desa karena saat ini jalan darat sudah menjangkau semua desa yang ada di wilayah Kecamatan Belitang Hilir. Jalan darat ini dapat dilalui kendaraan roda 2 maupun 4, meskipun sebagian besar masih merupakan jalan tanah dengan atau tanpa pengerasan. Sudah bukan hal yang aneh lagi bagi masyarakat Belitang Hilir mandi debu bila musim kering, dan mandi lumpur bila musim hujan. Jalan yang sudah diaspal hanyalah jalan dalam kota Sungai Ayak sepanjang kurang lebih 1,5 km.
Bagi masyarakat luar Kecamatan Belitang Hilir, khususnya yang berada dibelahan lain Sungai Kapuas yaitu wilayah selatan Kabupaten Sekadau, untuk dapat mencapai Sungai Ayak harus menyeberangi Sungai Kapuas terlebih dahulu. Ada dua jalur penyeberangan menjadi alternatif yaitu di dusun Sungai Ayak I dan dusun Sungai Asam. Kedua jalur ini bermuara di dusun Gonis Rabu, desa Gonis Tekam, kurang lebih 20 km dari kota Sekadau arah ke Sintang.













Kota Sungai Ayak dilihat dari Sungai Kapuas

Penggunaan Komputer untuk pengolahan data, bukan sekedar ketik mengetik
Juga sudah menggunakan LAN

---------------------------------------------

Pustu dan Polindes
Dalam upaya mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat hingga ke pelosok desa demi mensukseskan IS 2010, dibangun Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Pondok Bersalin Desa (Polindes). Terdapat 7 Pustu dan 8 Polindes di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ayak. Pada Pustu ditugaskan seorang perawat, sedangkan pada Polindes ditugaskan seorang bidan. Tidak semua Pustu dan Polindes sudah mempunyai tenaga tetap. Hal ini disebabkan kurangnya tenaga kesehatan yang diperlukan untuk menempati pos-pos tersebut. Desa terjauh seperti Menawai Tekam, sudah mempunyai Polindes (sekarang disebut Poskesdes) namun belum ada petugasnya, sehingga Poskesdes yang dibangun tahun 2006 lalu sampai saat ini masih kosng melompong. Selengkapnya mengenai Pustu dan Polindes dapat dilihat pada halaman Pustu dan Polindes.

GAMBARAN UMUM

Wilayah kerja Puskesmas Sungai Ayak meliputi seluruh desa dalam wilayah Kecamatan Belitang Hilir yaitu 8 desa dengan 33 dusun. Jumlah penduduk berdasarkan data yang kami dapat dari Kantor Camat Belitang Hilir adalah 21.772 jiwa. Mata pencaharian penduduk pada umumnya petani, pedagang, buruh, pegawai swasta, dan PNS.
Dari jumlah penduduk tersebut di atas tercatat. 789 kk termasuk dalam keluarga miskin dengan 3.145 jiwa. Lihat tabel Gakin.

Tenaga
Tenaga yang ada pada Puskesmas Sei. Ayak berjumlah 25 orang berstatus PNS dan 2 orang magang.Rincian selengkapnya pada tabel berikut ini
Masih dibutuh 3 orang tenaga bidan di desa untuk menempati Polindes yang masih kosong yaitu Polindes Semadu, Kumpang Bis, dan Menawai Tekam, serta 1 Perawat untuk Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu SP. 5 Melanjan.

Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat di bidang kesehatan (UKBM) berupa Posyandu, Pos Obat Desa, Gizi, dan Sanitasi. Terdapat 20 Posyandu dengan kader aktif sebanyak 90 orang. Kader Gizi 4 orang, Kader Sanitasi 4 orang, Battra 4 orang, Pos Obat Desa ada 2 namun tidak berfungsi lagi.











dr. Wirdan.M, Kadinkes KB Kab. Sekadau, dan drg. Oscar Primadi, Kadinkes Prop. Kalbar. Foto diambil dalam rangka safari ramadhan Gubernur Kalbar Usman Jafar, Agustus 2005


Jack, alat penambang yang digunakan PETI untuk menyedot emas dari dasar Sungai Kapuas. Mencemari air karena penggunaan merkurinya.

Penyeberangan di Sungai Asam





Diupdate pada 30/05/2008
by. Lukas (Plt. Ka. Puskesmas Sei. Ayak)

Promosi Kesehatan

Dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, Promosi Kesehatan menempati urutan pertama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Promosi Kesehatan merupakan prioritas bidang kesehatan. Mengapa promosi kesehatan begitu penting hingga menempati urutan pertama dalam SPM ?
Kita tahu bahwa mencegah terjadinya suatu penyakit jauh lebih baik dari pada mengobati bila suatu penyakit telah menggerogoti tubuh kita. Biaya untuk pencegahan, jelas lebih murah dari pada mengobatinya. Biaya yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam upaya menyehatkan masyarakat di seluruh negeri ini bukanlah sedikit. Beban pemerintah dalam hal ini makin tahun semakin membengkak. Kita bisa bayangkan apabila semua lapisan masyarakat dapat menjaga kesehatannya dengan baik, maka akan banyak biaya yang bisa dihemat dan dapat digunakan untuk keperluan lain. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam promosi kesehatan ini antara lain adalah penyuluhan, penyebarluasan informasi kesehatan melalui pamflet, radio, televisi dan lain-lain.

Berikut beberapa artikel mengenai kesehatan yang kami himpun dari berbagai sumber

Kemiskinan dan Penyakit Parasitik

Penyakit ini dapat menurunkan kemampuan intelegensia dan akademis, sehingga menurunkan ketahanan bangsa. Kemiskinan lebih dekat dengan kekufuran. Kemiskinan nyatanya juga sangat dekat dengan persoalan kesehatan. Ironisnya, penyakit-penyakit yang kian mencekik rakyat tak berdaya ini terkesan kurang mendapat perhatian. Sebut saja penyakit parasitik yang telah menginfeksi sekitar satu miliar orang atau seperenam penduduk dunia. Penyakit ini masih kurang diperhatikan di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Yang termasuk penyakit ini antara lain penyakit kaki gajah, demam keong, dan cacing perut yang ditularkan melalui tanah.''Meski penyakit parasitik tak menyebabkan wabah, keberadaannya menganggu kesejahteraan masyarakat. Karena, secara perlahan menggerogoti kesehatan manusia, menyebabkan cacat, hingga kematian,'' ujar Prof Dr Mohammad Sudomo saat membacakan orasi pengukuhan dirinya sebagai profesor riset bidang entomologi dan moluska di Gedung Depkes RI, Selasa (15/1).Menurut Sudomo, beberapa penyakit parasitik yang termasuk penyakit yang kurang diperhatikan (neglected diseases) merupakan silent diseases yang harus diberikan prioritas karena dapat menimbulkan kerugian besar. ''Penyakit ini dapat menurunkan kemampuan intelegensia dan akademis anak cucu kita sehingga menurunkan ketahanan bangsa,'' jelasnya.Meski kurang populer, kata Sudomo, jenis penyakit parasitik seperti filariasi limfatik atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah yang disebabkan cacing dapat menurunkan produktivitas penderita, keluarga. Karena itu, secara tidak langsung menurunkan produktivitas masyarakat. ''Di dunia, sekitar 120 juta orang dari 80 negara menderita filariasis,'' cetusnya.Gejala penderita filariasis mula-mula demam secara berulang dua hingga tiga kali dalam sebulan, kemudian timbul gejala limfangitis, limfadenitis, limfadema, dan kemudian terjadi elenfantiasis. Ini dapat terjadi di tungkai bawah, lengah bawah, mammae, atau skrotum, tergantung dari jenis cacing filaria yang menginfeksi penderita.Di Indonesia, kata Sudomo, sekitar 10 juta orang telah terinfeksi filariasis dan 150 juta orang hidup di daerah endemik. Biasanya, lanjut dia, daerah endemik adalah daerah dengan hutan rawa, sepanjang sungai besar atau badan air lain, kota yang kumuh, padat penduduk, dan banyak genangan air kotor. ''Jadi, kebanyakan menyerang warga miskin,'' jelasnya.Lebih jauh Sudomo menyatakan, untuk memberantas penyakit tersebut dapat digunakan diethyl carbomazine citrate (DEC) sebagai obat yang paling efektif membunuh mikrofilaria maupun makrofilaria. ''Dengan dosis rendah seminggu sekali selama 40 pekan,'' tegasnya.Demam keongSelain filariasis, Sudomo juga membahas demam keong (schistosomiasis). Ia mengatakan, jumlah penderita schistosomiasis di dunia mencapai 200 juta. ''Sedangkan penduduk yang terancam oleh penyakit ini mencapai 600 juta,'' ungkapnya.Sudomo mengatakan, penelitian schistosomiasis di Indonesia telah dimulai pada 1940, sesudah ditemukannya kasus di Tomado, dataran tinggi Lindu, Kecamatan Kulawo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah pada 1935. Di Indonesia, kata Susomo, selain menginfeksi manusia, shistosomiasis juga menginfeksi mamalia. Ada 13 mamalia yang diketahui terinfeksi penyakit ini. ''Antara lain sapi, kerbau, kuda, anjing, babi, musang, rusa, dan berbagai jenis tikus,'' jelasnya.Sudomo menambahkan, pemberantasan schistosomiasis di Indonesia telah dilakukan sejak 1974 dengan berbagai metode. Antara lain, pengobatan dengan niridazole dan pemberantasan siput penular dengan molusisida dan agroengineering. Lebih jauh Sudomo yang telah mempublikasikan 85 karya ilmiah menyatakan, pemberantasan penyakit parasitik harus melibatkan semua sektor terutama yang erat kaitannya dengan lingkungan, misalnya pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan pekerjaan umum. ''Pemberdayaan masyarakat miskin sangat penting, tanpa mereka maka program pemberantasan penyakit ini tak akan berhasil,'' ingatnya.Kelaparan tersembunyiDi saat yang bersamaan, Prof Dr Herman Sudiman yang juga dikukuhkan sebagai profesor riset menyatakan, kemiskinan, kelaparan, dan gizi kurang merupakan masalah sebagian besar penduduk dunia, khususnya di negara berkembang termasuk Indonesia. ''Banyak program pembangunan tak berjalan optimal tanpa mengatasi masalah kemiskinan,'' ujarnya.Menurut Herman yang juga peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI, bentuk paling ekstrem dari kemiskinan adalah kelaparan atau ketika seseorang kekurangan asupan makanan pokok yang memberi energi dan zat gizi untuk dapat hidup produktif. Kelaparan, kata dia, dapat berupa kelaparan nyata, yakni kekurangan asupan makanan secara keseluruhan. ''Utamanya makanan sumber energi,'' ingatnya.Selain itu, kata Herman, ada kelaparan tersembunyi bila kekurangan zat gizi mikro tertentu seperti vitamin A, zat besi, iodium, dan seng (Zn). ''Gizi kurang memberikan kontribusi 50 persen kematian di seluruh dunia,'' ungkapnya. Menteri Kesehatan (Menkes) Dr dr Siti Fadilah Supari Sp Jp yang menghadiri pengukuhan dua profesor riset yang pertama di Depkes mengatakan, dengan adanya profesor riset di lingkungannya diharapkan dapat memicu iklim ilmiah serta peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan ilmu kesehatan. ''Dengan demikian dapat dimanfaatkan sebagai dasar perumusan kebijakan program pembangunan kesehatan,'' ujarnya.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada 2007 mencapai sekitar 31,17 juta (13,56 juta di kota dan 23,61 juta di desa). Oleh sebab itu, kata Siti Fadilah, sektor kesehatan dan berbagai sektor terkait lainnya harus berusaha keras mengatasi masalah penyakit yang terlalaikan. ''Seperti filariasis, kusta, framboesia, masalah gizi masyarakat, kurangnya penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan, rendahnya akses pada obat esensial dan berbagai masalah kesehatan lainnya,'' jelasnya.
Ikhtisar:
- Yang termasuk penyakit parasitik antara lain penyakit kaki gajah, demam keong, dan cacing perut yang ditularkan melalui tanah.
- Gizi kurang memberikan kontribusi 50 persen kematian di seluruh dunia.
----------------------------------------------------------------------------


BERDAMAI DENGAN STRES


HIDUP lebih dinamis bila diseling dengan stres. Tapi bila berkembang menjadi penyakit, bagaimana menyiasatinya? Stres memang menjadi bagian kehidupan sehari-hari, dapat menyerang siapa, kapan dan di mana saja. Pemicunya beragam mulai kemacetan lalu lintas, pekerjaan menumpuk, relasi yang memburuk hingga masalah kesulitan keuangan. Meski setiap orang pernah merasakannya, derajat tekanannya berbeda-beda. Seberapa besar dampak stres terhadap tubuh, tergantung karakter dan ketahanan seseorang. Selama ini, stres identik dengan kondisi ''negatif'''. Namun, tidak selamanya stigma tersebut melekat. Stres sendiri sebenarnya bukanlah penyakit, tetapi merupakan respons tubuh dan pikiran terhadap tekanan (stressor). Stres adalah suatu kondisi ketika keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Stres tingkat ringan malah bermanfaat bagi tubuh. Jangan langsung mengernyitkan dahi. Ternyata, dalam batas tertentu stres dapat meningkatkan fungsi fisik dan mental. ''Stressor ringan dapat meningkatkan vitalitas dan membantu memfokuskan perhatian dalam beraktivitas,'' ungkap Medical Director Departement of Community Health National Naval Medical Center Donald R Rhodes Jr MD. Dalam keadaan tertekan atau stres, tubuh akan menghasilkan hormon adrenalin yang mampu merangsang melakukan sesuatu. Uniknya, banyak orang tidak menyadari jika mereka mengalami stres. Sebagian orang juga enggan bila dikatakan sedang stres.Meski telah menjadi ''bagian hidup'', keterbatasan pengetahuan juga menyebabkan kesalahpahaman mengenai stres. Bahkan, di antara mereka juga ada yang tak paham bila stres dapat memicu gangguan kesehatan lebih serius. Gejala seseorang mengalami stres pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga kategori yakni berdasarkan fisik, psikologis, dan perilaku. Ciri yang berhubungan dengan fisik misalnya sakit di bagian kepala, perut dan belakang badan, gangguan pencernaan, tangan berkeringat, bahu dan leher tegang, atau jantung berdegup kencang.Sedangkan ciri yang berhubungan dengan perilaku ditandai dengan sulit tidur, cepat lelah, nafsu makan berubah, cepat marah, resah, dan sedih tanpa sebab. Gejala stres yang berhubungan dengan psikologis misalnya gangguan konsentrasi, sering lupa, kurang kreatif, kurang percaya diri atau sukar menyesuaikan diri dengan keadaan sekeliling. Bila keadaan stres terus berlangsung menyebabkan tekanan darah naik, kelelahan yang sangat (fatigue), penurunan gairah seksual, sakit seluruh badan, depresi, masalah berat badan. Situasi semakin memburuk dari stres menyebabkan rentan terserang penyakit jantung, pembuluh darah, dan penyakit berbahaya lainnya. ''Stres yang berkelanjutan menyebabkan imunitas tubuh melemah,'' tambah Rhodes. Apalagi bila ditambah mempunyai riwayat kesehatan penyakit tertentu. Stres akan memicu kambuhnya penyakit yang selama ini dideritanya. Sebagai contoh, jika seseorang mempunyai bakat alergi ketika mengenai alergen (faktor pemicu alergi), akan menyebabkan kambuhnya penyakit. Padahal, bila stres terlalu sering dan berlangsung lama dapat menimbulkan dampak buruk. ''Jika gejala-gejala berlangsung lama dan semakin memburuk, segera mencari pertolongan untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Semakin dini mendapatkan perawatan, semakin cepat pula keadaan akan kembali seperti semula,'' saran Clinical Professor of Medicine and Psychiatry New York Medical College Paul J Rosch MD FACP. Perilaku stres dikatakan semakin parah jika penderita mulai menyakiti diri sendiri atau orang lain. Di sinilah pentingnya deteksi dini gejala-gejala stres sehingga penderita menyadari dirinya membutuhkan pertolongan. Rosch menambahkan, peranan keluarga atau lingkungan sekitar sangat penting bagi mereka. ''Dukungan dan perhatian merupakan salah satu cara untuk membantu mereka keluar dari situasi ini,'' ujar dia.(sindo//tty) Balitbangkes
------------------------------------------------------------------------


Asupan Ikan Tingkatkan Daya Ingat Lansia

KapanLagi.com - Lupa menaruh kunci? Lupa nama seseorang walaupun wajahnya sangat familiar? Apabila seseorang ingin mengurangi tanda-tanda atau gejala-gejala penuaan seperti di atas, cukup dengan hanya menerima asupan ikan lebih banyak lagi dalam pola makan sehari-hari mereka. Dan semakin banyak ikan yang kita makan semakin besar pula dampak positif yang diberikan, bagi kesehatan terutama bagi daya kerja otak kita atau daya kognitif.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kaum lanjut usia baik laki-laki ataupun perempuan yang lebih sering mengkonsumsi ikan memiliki daya ingat, konsepsi visual, ketrampilan motorik, orientasi perhatian dan kemahiran berbahasa yang lebih baik.
''Sebanyak enam uji tes kognitif dilaksanakan memperlihatkan hasil yang jauh lebih baik pada mereka-mereka lansia yang mengkonsumsi lebih banyak ikan dari pada mereka-mereka yang tidak,'' kata Dr.A. David Smith dari Universitas Oxford, Inggris.
Selanjutnya ia juga menambahkan bahwa dampaknya akan terlihat jelas saat di mana dalam kondisi konsumsi ikan meningkat hingga melewati ambang batas sekitar 80 gram per hari. Smith dan rekan-rekannya meneliti kemampuan kognitif yang berkaitan dengan asupan ikan dan makanan asal laut lainnya setiap harinya yang melibatkan 2.031 wanita dan pria dengan kisaran usia 70 hingga 74 tahun yang diambil dari populasi masyarakat umum di Norwegia barat. Dari sejumlah 1.951 orang yang ikut dalam penelitian tersebut didapatkan semakin sering seseorang menerima asupan ikan dan aneka makanan asal laut yang kandungan lemaknya sedikit dalam menu makanan utama mereka sehari-hari maka mereka mampu melakukan sedikitnya enam tes koginitif dengan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka-mereka yang tidak.
Lansia yang mengkonsumsi roti isi ikan sedikitnya tiga kali dalam seminggu memperoleh hasil yang jauh lebih baik pada sedikitnya tiga tes kognitif, dikatakan oleh para peneliti.
Sementara para lansia yang mengkonsumsi hanya minyak ikan setiap harinya memiliki hasil tes yang jauh lebih baik sedikitnya untuk satu tes kognitif.
Para peneliti mengatakan pentingnya melakukan penelitian lanjut untuk menentukan keuntungan kognitif memang diakibatkan dari asupan ikan dari jenis tertentu.
''Selanjutnya kita juga perlu meneliti lebih lanjut komposisi kandungan yang terdapat dalam ikan-ikan tersebut,'' kata Smith.
''Karena kami menemukan ikan berlemak sama baiknya dengan ikan tanpa lemak jadi kemungkinan asam lemak Omega 3 lah yang memberikan manfaat bagi kemampuan kognitif.
---------------------------------------------------------------------

Yankes

Pelayana kesehatan masyarakat di Puskesmas Sungai Ayak berupa pemulihan kesehatan dilaksanakan di Poli Umum dan di Ruang Rawat Inap. Petugas Puskesmas untuk pelayanan ini terdiri dari 2 orang dokter umum dan 3 orang perawat.
Selain pemeriksaan keadaan umum pasien secara klinis, dilakukan juga pemeriksaan laboratorium untuk keadaan tertentu. Laboratorium Puskesmas Sungai Ayak telah aktif sejak semester kedua tahun 2006 yaitu setelah ditempatkannya seorang tenaga analis.








dr. Jessie Prihartanti


Pemeriksaan pasien di Poli Umum











Data Visite Rate (Kunjungan bulan Januari - Agustus 2007




1. Kunjungan Menurut Status Bayar dan Jumlah Retribusi








2. Kunjungan Menurut Golongan Umur










3. Kunjungan Menurut Jenis Pelayanan











Data Penyakit Januari - Agustus 2007









Apotik di Puskesmas Sungai Ayak, penunjang dalam upaya penyembuhan pasien.





















dr.Jessie dan drg. Uliaarta Eva Marpaung di Apotik Puskesmas.




















































KIA dan KB

Bulan Agustus 2007 dilaksanakan pemetaan Sasaran Bumil, PUS, dan Akseptor KB. Sasaran pemetaan meliputi 8 desa yang ada di Kecamatan Belitang Hilir yaitu desa Sungai Ayak I, Sungai Ayak III, Entabuk, Tapang Pulau, Merbang, Kumpang Bis, Semadu, dan Menawai Tekam. Hasilnya kami tampilkan dalam tabel berikut ini :











































21 Oktober, 2007

Gizi

Sepuluh Tanda-tanda Anak Gizi Baik







  1. Bertambah umur, bertambah berat, bertambah tinggi
  2. Postur tubuh tegap dan otot padat
  3. Rambut berkilau dan kuat
  4. Kulit dan kuku bersih serta tidak pucat
  5. Wajah ceria, mata bening dan bibir segar
  6. Gigi bersih dan gusi merah muda
  7. Nafsu makan baik dan buang air besar teratur
  8. Bergerak aktif dan berbicara lancar sesuai umur
  9. Penuh perhatian dan bereaksi aktif
  10. Tidur nyenak







Berikut beberapa hasil kegiatan Program Gizi Puskesmas Sei. Ayak tahun 2007.




Hasil Kegiatan Pemberian Vitamin A






Hasil kegiatan penimbangan Tahun 2007


















KMS

Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.

KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan pada anak.

KMS-Balita juga dapat dipakai sebagai bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya.

KMS balita berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI, pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS.

KMS balita juga berisi pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya.





KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb :


  1. Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan
  2. Semua kolom isian diiisi dengan benar
  3. Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat
  4. Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita
  5. Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan
  6. Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan tindakan yang sesuai.
  7. Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS
  8. KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.




PETUNJUK PRAKTIS PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF



Pemberian ASI Eksklusif

Bayi hanya diberikan ASI saja, langsung atau tidak langsung (diperas). Secara keseluruhan, pemberian ASI Eksklusif mencakup hal-hal sbb:

  • Hanya ASI sampai umur 4 bulan
  • Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir
  • Tidak memberikan makanan pralakteal seperti air gula atau air tajin kepada bayi baru lahir
  • Menyusui sesuai kebutuhan bayi (on demand)
  • Berikan kolostrum (ASI yang keluar pada hari-hari pertama, yang bernilai gizi tinggi) kepada bayi
    Menyusui sesering mungkin, termasuk pemberian ASI pada malam hari
  • Cairan lain yang dibolehkan hanya vitamin/mineral dan obat dalam bentuk drops atau sirup (WHO/Unicef, 1989).



Pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping ASI)


Disamping ASI, bayi diberikan makanan lain berupa makanan padat atau setengah cair, termasuk susu. Definisi MP-ASI adalah makanan yang diberikan disamping ASI kepada bayi mulai usia 4 bulan untuk mencapai kecukupan gizinya.



Cara mengatasi permasalahan menyusui



Puting susu datar dan terpendam


Cara mangatasinya: Puting susu ditarik-tarik sampai menonjol, kalau perlu dengan bantuan pompa susu.


Puting lecet adan nyeri


Hal ini disebabkan oleh karena posisi menyusui atau cara menghisap yang salah, puting susu belum meregang (belum siap untuk disusui), dan hisapan bayi sangat kuat.


Cara mengatasinya:

  • Mulai menyusui pada puting yang tidak sakit
  • Susui sebelum bayi sangat lapar agar menghisapnya tidak terlalu kuat
  • Perbaiki cara menghisap, bibir bayi menutupi areola diantara gusi atas dan bawah
  • Jangan membersihkan puting dengan sabun atau alkohol

Perhatikan cara melepaskan mulut bayi dari puting setelah selesai menyusui.

  • Letakkan jari kelingking di sudut bawah
  • Keluarkan sedikit ASI untuk dioles pada puting selesai menyusui
  • Biarkan puting kering sebelum memakai BH
  • Kalau lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas
  • Usahakan bayi menghisap sampai kebagian hitam disekitar puting (aerola).

Payudara bengkak


Sekitar hari ke 3-4 payudara sering terasa lebih penuh atau tegang disertai rasa nyeri.



Cara mengatasinya:

  • Susuilah bayi sesuai kebutuhan
  • Susuilah bayi tanpa dijadwal sesuai kebutuhan
  • Keluarkan ASI dengan pompa atau manual dengan tangan bila produksi ASI melebihi kebutuhan bayi
  • Untuk mengurangi rasa sakit, kompres dengan air hangat
  • Lakukan pengurutan mulai dari puting kearah pangkal.

Saluran ASI tersumbat


Cara mengatasinya:


  • Kelurakan ASI dengan tangan/pompa
  • Kompres air hangat sebelum menyusui, kompres air dingin setelah menyusui

Radang payudara


Terjadi pada 1-3 minggu setelah melahirkan. Tanda-tandanya adalah:
Kulit payudara tampak lebih merah
Payudara mengeras
Nyeri dan berbenjol-benjol



Cara mengatasinya:

  • Tetap menyusui bayi
  • Bila disrtai demam dan nyeri dapat diberi obat penurun demam dan menghilangkan rasa nyeri
  • Bila belum berhasil segera rujuk ke Puskesmas
  • Lakukan perawatan payudara secara baik dan teratur.



Payudara abses


Abses pada payudara disebabkan karena radang payudara. Untuk sementara payudara yang abses tidak dipakai untuk menyusui. Rujuk ke Puskesmas. Setalah sembuh bayi dapat menyusui kembali.



Produksi ASI kurang

  • Ibu perlu menjaga ketenangan pikiran
  • Cukup istirahat dan mempertinggi rasa percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya
    Makanan ibu cukup bergizi
  • Tingkatkan frekuensi menghisap/menyusui



Bingung puting


Bila ibu bekerja atau karena sesuatu hal bayi terpaksa diberikan susu buatan, berikan dengan sendok, jangan dengan dot susu botol karena menyusui dari dot berlainan dengan puting ibu. Ini untuk menghindari agar bayi tidak bingung puting.



Mempertahankan dan mempertinggi produksi ASI.

  • Merawat payudara dan senam payudara.
  • Memperhatikan makanan ibu menyusui.
  • Ibu menyusui makan lebih banyak dari biasanya dan minum 6-8 gelas sehari.
  • Banyak istirahat.
  • Menjaga ketenangan pikiran dan mempertinggi rasa percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya.
  • Teruskan menyusui. Hisapan bayi akan merangsang produksi ASI.



Relaktasi


Apabila menyusui terhenti untuk sementara karena sesuatu sebab dan ibu ingin menyusui lagi, maka caranya adalah dengan memberikan kesempatan pada bayi menghisap payudara 8-10 kali sehari, tiap kali selama 15 menit. Apabila puting menjadi nyeri atau lecet, teruskan pemberian ASI tetapi waktunya lebih pendek, yaitu 2-3 menit tiap kali. Kalau ASI belum keluar, beri susu formula pengganti ASI sebagai tambahan. Rata-rata ASI diproduksi lagi setelah 1-2 minggu.

------------------------------------------------------







Di update pada 02/05/2008

P2 PL

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Kegiatan Puskesmas dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit berupa penyuluhan (individu), pemberian abate kepada penduduk untuk mencegah berjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, dan penyebaran selebaran.
Guna mencegah timbulnya penyakit tertentu, diberikan imunisasi pada bayi dan balita. Adapun penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain adalah : difhteri, tetanus, campak, polio, dan hepatitis.
Pemberian imunisasi dilaksanakan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes, dan Posyandu. Selain itu setiap tahun diadakan Pekan Imunisasi dengan sasaran bayi dan balita, serta Bulan Imunisasi Anak Sekolah dengan sasaran anak sekolah dasar kelas 1-3 semua jenis kelamin. Sedangkan untuk murid putri kelas 6 hingga tingkat SLTA diadakan imunisasi TT

Ibu-ibu sedang antri menunggu giliran anaknya untuk diimunisasi

Menjaga bayi ternyata bukan hanya monopoli ibu-ibu. Lihat, bapak-bapak juga tak mau ketinggalan mengantar anaknya untuk diimunisasi. Inilah kumpulan bapak-bapak sayang anak.

Kesling

Upaya kesehatan dibidang Kesehatan Lingkungan dimaksudkan juga sebagai pencegahan timbulnya suatu penyakit yang berhubungan dengan lingkungan diantaranya malaria, diare, kecacingan, dll.
Mencegah adalah lebih baik daripada mengobati bila terjadi suatu penyakit. Untuk itu diperlukan adanya perilaku hidup bersih dan sehat.
Kegiatan dibidang Kesehatan Lingkungan meliputi pemeriksaan sarana air bersih, tempat-tempat umum, pemeriksaan warung/rumah makan, pemeriksaan jentik pada tempat penampungan air di rumah penduduk, dan penyuluhan yang dikaitkan dengan penyakit yang diderita oleh pengunjung Puskesmas, dalam hal ini pengunjung Puskesmas yang sakitnya berkaitan dengan kesehatan lingkungan, diberikan penyuluhan oleh petugas Sanitasi pada Klinik Sanitasi Puskesmas.


KLINIK SANITASI

A. LATAR BELAKANG

  1. Menurut ahli kesehatan HL. Braun derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan
  2. Sampai saat ini diketahui bahwa permasalahan penyakit terbanyak yang terdapat di wilayah kerja puskesmas di dominasi oleh penyakit-penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan.
  3. Disamping itu upaya pengobatan penyakit dan upaya perbaikan lingkungan dikerjakan secara terpisah dan belum terintegrasi dengan upaya terkait lainnya. Petugas paramedis/medis mengupayakan pengobatan tanpa memperhatikan kondisi lingkungan peruamahan/pemukiman pasien, disisi lain petugas kesling mengupayakan kesehatan lingkungan tanpa memperhatikan permasalahan penyakit/kesehatan masyarakat.

B. PENGERTIAN

  1. Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan lingkungan pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas Puskesmas. Klinik Sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian intergral dari kegiatan Puskesmas, bekerjasama dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja Puskesmas.
  2. Pasien adalah penderita penyakit yang diduga berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang dirujuk oleh petugas medis ke Ruang Klinik Sanitasi
    Klien adalah masyarakat umum bukan penderita penyakit yang datang ke Puskesmas untuk berkonsultasi tentang masalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

C. TUJUAN KLINIK SANITASI

Umum

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah, dan tersusun secara terus-menerus.

Khusus

  1. Meningkatlkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat (pasien dan klien) serta masyarakat disekitarnya akan pentingnya lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat.
  2. Masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan.
  3. Terciptanya keterpaduan antar program-program kesehatan dan antar sektor terkait yang dilaksanakan di Puskesmas dengan pendekatan secara holistik terhadap penyakit-penyakit berbasis lingkungan.
  4. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap penyakit-penyakit berbasis lingkungan melalui Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) secara terpadu (PWS terhadap lingkungan dan penyakit)

D. SASARAN

  1. Penderita Penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan lingkungan yang datang ke Puskesmas
  2. Masyarakat umum (klien) yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan yang datang ke Puskesmas. Lingkungan penyebab masalah bagi penderita/klien dan masyarakat sekitarnya.

E. RUANG LINGKUP

  1. Penyakit dan penyehatan air bersih/jamban dalam rangka pencegahan penyakit diare, kecacingan, dan penyakit kulit.
  2. Penyehatan perumahan/lingkungan dalam rangka pencegahan penyakit ISPA /TB-Paru/Demam Berdarah/Malaria.
  3. Penyehatan lingkungan kerja dalam rangka pencegahan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan/akibat kerja.
  4. Penyehatan makanan/minuman dalam rangka pencegahan penyakit saluran pencernaan / keracunan makanan.
  5. Pengamanan pestisida dalam rangka pencegahan keracunan pestisida.
  6. Penyakit atau gangguan kesehatan lainnya yang berhubungan dengan lingkungan.

F. KEGIATAN KLINIK SANITASI

  1. Di dalam gedung
    Semua pasien yang mendaftar di loket setelah mendapat kartu status seterusnya diperiksa oleh petugas paramedis/medis Puskesmas. Apabila di dapatkan penderita penyakit yang behubungan erat dengan faktor lingkungan, maka yang bersangkutan dirujuk ke ruang klinik sanitasi. Kalau klien, setelah mendaftar di loket, mereka langsung ke ruang Klinik Sanitasi untuk mendapatkan bimbingan teknis. D ruang Klinik Sanitasi, sanitarian/tenaga kesling akan melakukan wawancara dan konseling yang hasilnya ditulis dalam Kartu Status Kesehatan Lingkungan. Selanjutnya sanitarian/petugas kesling membuat janji kunjungan ke rumah pasien/klien
  2. Di luar gedung
    Kegiatan di luar gedung ini adalah kunjungan rumah/lokasi sebagai tindak lanjut kunjungan pasien/klien ke Puskesmas (Klinik Sanitasi). Kunjungan ini sebenarnya merupakan kegiatan rutin yang lebih dipertajam sasarannya, sesuai hasil wawancara pasien/klien dengan sanitarian pada waktu di Puskesmas.

    Fogging untuk mencegah berjangkitnya penyakit demam berdarah dan chikungunya. Dilakukan olah staf P2PL Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana menyusul merebaknya demam chikungunya pada pertengahan tahun 2007.

Sumber : Ditjen PPM & PL, Depkes RI

Sosok

dr. Mangaraja Tampubolon

Dokter tamatan Universitas Sumatera Utara ini bertugas di Puskesmas Sungai Ayak tahun 1979 hingga tahun 1982. Beliau termasuk dokter pertama yang bertugas tetap di Puskesmas Sungai Ayak. Belum ada Pustu apa lagi Polindes. Tenaga di Puskesmas keseluruhannya berjumlah 7 orang terdiri dari 1 dokter, 2 perawat, 1 bidan, 1 sanitarian, 1 pembantu perawat, dan 1 petugas kebersihan.


dr. Marthen Bato
Sebelum bertugas di Puskesmas Sungai Ayak, dr. Marthen Bato adalah dokter sekaligus Kepala Puskesmas Nanga Tebidah, Kabupaten Sintang. Mulai tugas di Puskesmas Sungai Ayak tahun 1983. Dokter kelahiran Tana Toraja ini adalah alumnus Fakultas Kedokter Universitas Hasanudin, Makasar. Tahun 1986 dr. Marthen Bato pindah dari Puskesmas Sungai Ayak ke Puskesmas Sungai Durian, Kabupaten Sintang. Selanjutnya beliau diangkat sebagai Direktur Rumah Sakit Umum Sintang. Tahun 1992 kembali lagi ke Kabupaten Sanggau. Kali ini dalam posisi sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau. Jabatan sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau dijalani hingga tahun 2005.


dr. Siswadi Kurnia

Dokter kelahiran Jakarta 1955 ini menamatkan kuliahnya di Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya pada tahun 1982. Tugas pertama sebagai dokter adalah pada Puskesmas Balai Sepuak, Kecamatan Belitang Hulu, Kabupaten Sekadau. Empat tahun di Balai Sepuak, tahun 1986 beliau pindah ke Puskesmas Sungai Ayak. Dalam hal lama bertugas di Puskesmas Sungai Ayak, dr. Siswadi Kurnia adalah pemegang recor. Beliau bertugas di Puskesmas Sungai Ayak selama 13 tahun. Tahun 1999 dr.Siswadi memutuskan untuk berhenti sebagai PNS, pindah ke Jakarta, dan saat ini bermukim di Tangerang - Banten.


dr. Suwendi
Lahir di Singkawang tahun 1969 dan menamatkan pendidikan pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Suwendi mulai menunaikan baktinya di Puskesmas Sungai Ayak pada tahun 1994. Selamanya menjalankan tugas di Puskesmas Sungai Ayak, dr. Suwendi juga merangkap sebagai dokter pada Puskesmas Belitang dan Puskesmas Balai Sepuak. Tahun 1996 dr. Suwendi pindah dari Puskesmas Sungai Ayak ke Puskesmas Nanga Mahap. Selanjutnya belum ada khabar lagi.

dr. Parlyn RD Situmorang
Bertugas di Puskesmas Sungai Ayak tahun 2001, setelah sebelumnya menjalani masa tugas sebagai dokter PTT di Puskesmas Mukok, Kabupaten Sanggau. Tahun 2002 pindah ke Puskesmas Sekadau Hilir, dan saat ini bertugas di Rumah Sakit Umum Sekadau

dr. Agustinus Ruma
Beberapa dokter yang pernah bertugas di Puskesmas Sungai Ayak, sebelumnya pernah bertugas di Puskesmas Balai Sepuak. Begitu juga dengan dokter yang satu ini. Kelahiran Tana Toraja tahun 1972, dokter tamatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin ini memulai tugasnya di Puskesmas Sungai Ayak bulan Agustus 2002 menggantikan dr. Parlyn RD Sitomorang yang pindah ke Puskesmas Sekadau Hilir. Jadi antara dr. Agustinus Ruma dan dr. Parlyn RD Situmorang sepertinya tukar tempat tugas, dimana sebelumnya dr. Agustinus Ruma juga bertugas di Puskesmas Sekadau Hilir. Tahun 2003 dr. Agustinus Ruma pindah tugas ke Tarakan, Kalimantan Timur.


dr. Rossy Tejaningsih

rossy tejaningsihKelahiran Padalarang - dr. Rossy Tejaningsih memulai tugasnya sebagai dokter PTT di Puskesmas Sungai Ayak pada bulan Juni 2005 mengisi kekosongan tenaga dokter yang ditinggalkan dr. Agustinus Ruma. Tahun 2006 dokter jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha Bandung ini mengikuti test untuk formasi pegawai pada Pemkab Sekadau dan April 2006 diangkat sebagai CPNS. Dokter Rosy banyak melakukan pembenahan pada Puskesmas Sungai Ayak, terutama pada Unit Rawat Inap yang sebelumnya tidak terurus dan kumuh. Di tangan beliau sedikit demi sedikit ruang rawat inap direnovasi. Sekarang ruang rawat inap sudah jauh berubah. Bersih, dilengkapi berbagai fasilitas yang diperlukan untuk kenyamanan pasien rawat inap.

dr. Jessie Prihartanti
jessie prihartantiMemulai tugasnya di Puskesmas Sungai Ayak bulan September 2007. Dokter berperawakan mungil namun manis ini adalah alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi-Manado.
Menurut dr. Jessie Prihartani, Sungai Ayak adalah salah satu tempat yang cukup menarik. Itulah sebabnya beliau jarang sekali meninggalkan tempat tugasnya jika tidak ada urusan yang sangat penting. Mudah-mudahan saja bisa bertugas lebih lama di Sungai Ayak ya ?

drg. Elsa Satyaningsih
elsa setyaningsihAlumni Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran ini memulai tugasnya di Puskesmas Sungai Ayak pada tahun 1993. Empat tahun menjalani tugas di Puskesmas Sungai Ayak, dokter gigi yang lahir di Bandung ini, tahun 1998 pindah ke Puskesmas Sekadau Hilir. Saat ini, beliau adalah Kepala Puskesmas Sekadau Hilir atau sering disebut sebagai Puskesmas Sungai ringin.


drg. Uliarta Eva Marpaung
uli arta eva marpaungLahir di Pematang Siantar - Sumatera Utara. Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Mulai bertugas di Puskesmas Sungai Ayak bulan September 2007 sebagai pegawai tidak tetap (kontrak). Hingga saat ini masih setia menjalani tugasnya.













GALERI FOTO

Ibu Scolastika (Ibu Bupati Sekadau) didampingi ibu Yusfia dalam kunjungan ke Puskesmas Sungai Ayak, mengunjungi pasien rawat inap.
Kunjungan dalam rangka PIN Putaran II Tahun 2006.










Foto bersama di depan Puskesmas
Sosialisasi Imunisasi Campak di Puskesmas Sungai Ayak tanggal 7 Agustus 2007 dihadiri oleh seluruh staf Puskesmas, Guru SD di ibukota Kecamatan, Kader Posyandu, dan Kasi Kesra (Bp. Wairata - mewakili camat) Kecamatan Belitang Hilir





Penyerahan pakaian layak pakai oleh Camat Belitang Hilir, AM. Saleh, dalam rangka pencanangan Bulan Bhakti Gotong-royong Tahun 2007 di SP 1 Merbang, 11 September 2007







Puskesmas Pembantu adalah unit pelayanan terdekat bagi masyarakat. Puskesmas Pembantu (Pustu) SP. 1 Merbang, di Desa Merbang, Kec. Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau.
Kondisi bangunan Pustu ini kurang baik, perabotan nyaris tak ada. Petugas di Pustu ini bekerja dengan sarana seadanya. Tolong dong !


dr. Wirdan Mahzumi,M.Kes, Kepala Dinas Keshatan dan KB akhirnya tiba juga di Pustu SP 1 Merbang, Kec. Belitang Hilir, setelah menempuh perjalan panjang dan melelahkan, kehujanan dan jungkir-balik di jalan berlumpur.
Kunjungan dalam rangka pengobatan gratis (massal) di SP 1 Desa Merbang, Kec. Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau tgl. 11 September 2007


Pengobatan massal (gratis) yang diselengarakan oleh Dinas Kesehatan dan KB bersama Puskesmas Sungai Ayak, tanggal 11 September 2007








Tidak ada meja, kotak suara pun oke.
dr. Herlina, sedang memeriksa pasien dalam rangka pengobatan masal di SP 1 Merbang - Belitang Hilir
Menyedihkan, Pustu tak punya perabot.
Tolong dong !

Anak-anak peserta sunatan masal di Puskesmas Sungai Ayak, Januari 2007




Pejabat teras, santai setelah melaksanakan Jumat bersih. Yeni, Rose, Yana, Aini, dan Siti, di teras Puskesmas Sungai Ayak.



Imunisasi Campak.
Sumarni dan Maryana, memberikan imunisasi campak dalam rangka Pekan Imunisasi Campak bulan Agustus 2007.
Lokasi, Mesjid Empurut - Sungai Ayak II




Pemeriksaan golongan darah guna pembentukan Bank Darah di Dusun Empajak, Desa Merbang.
Aini (pakaian dinas Pemda) dan Nursiah (pakaian putih - Bidan Desa Merbang.


Fogging, untuk memberantas sarang nyamuk dalam rangka pemberantas demam berdarah
Mr. Yohanes Bayen, memberikan ceramah dalam penyuluhan HIV AIDS di Sungai Ayak (SDB Yos Sudarso)

Pustu dan Polindes

Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Pondok Bersalin Desa (Polindes) merupakan unit terkecil dari pelaksana teknis di bidang kesehatan. Ia dibangun demi mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di desa, yang masyarakatnya mungkin sulit atau cukup jauh untuk menjangkau Puskesmas di kota kecamatan. Pendirian Pustu dan Polindes dianggap sebagai satu solusi yang tepat dalam mengantisipasi transport yang sulit serta waktu kunjungan. Masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan ditingkat dasar, tidak harus lagi ke Puskesmas karena sudah dapat dilayani oleh petugas di Pustu maupun Polindes. Pustu mulai ada di Kecamatan Belitang Hilir pada tahun 1980 dengan dibangunnya Puskesmas Pembantu Semadu. Pemilihan desa Semadu sebagai tempat pertama kali Pustu dibangun adalah pilihan yang tepat. Jarak Semadu - Sungai Ayak ibukota Kecamatan Belitang Hilir kurang lebih 32 km. Jalur akses paling paforit pada waktu itu adalah lewat sungai, memerlukan waktu sekitar 4 - 6 jam menggunakan perahu bermotor (speed - motor tempel). Jalan darat masih berupa jalan setapak yang hanya dapat dilalui dengan jalan kaki dengan waktu tempuh antara 7 - 8 jam. Pustu Semadu diharapkan dapat mengakomodir masyarakat di desa Semadu dan desa tetangganya seperti Menawai Tekam dan Kumpang Bis. Selanjutnya seiring tuntutan perkembangan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah di bidang kesehatan, dimana program penyehatan ibu dan anak menjadi salah satu prioritas, dibangunlah Pondok Bersalin Desa (Polindes). Di Polindes ditempatkan seorang Bidan di Desa (BDD). Pelayanan diutamakan pada pemeriksaan ibu hamil, bayi dan balita, program Keluarga Berencana, serta pelayanan kesehatan dasar. Polindes Menawai Tekam tercatat sebagai Polindes pertama. Menyusul beberapa tahun kemudian Polindes di Semadu, Kumpang Bis, Merbang, Sungai Ayak III, Tapang Pulau, Entabuk, dan terakhir dibangun pada tahun 2006 yaitu Polindes Sungai Ayak I. Di bawah ini kami coba memaparkan masing-masing Pustu dan Polindes tersebut.


Pustu Semadu
Pustu ini beralamat di Dusun Semadu, Desa Semadu, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau. Didirikan pada tahun 1980. Merupakan Pustu pertama di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ayak. Wilayah kerja meliputi desa Semadu dan sekitarnya. Luas bangunan 12x6 m2. Jarak Pustu dari Puskesmas lebih kurang 32 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dengan kendaraan roda 2 maupun 4, itu jika cuaca bersahabat. Namun kalau hujan, jangan coba, bisa-bisa nginap dipertengahan jalan. Tahun 2005 lalu, direhab total, hingga sekarang keadaan menjadi jauh lebih baik. Pustunya cukup bagus, lantai keramik namun sayang peralatan maupun perabotan yang diperlukan sama sekali tidak ada. Petugas terpaksa bekerja dengan peralatan seadanya. Ditalangi sendiri maupun pinjam sana-sini. Akai dai !
Satu petugas (perawat) telah ditempatkan untuk melayani masyarakat Semadu dan sekitarnya, sehingga masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan tidak perlu jauh-jauh ke Puskesmas yang tentunya memakan waktu dan biaya.


Yepta Pius




Beginilah keadaan jalan ke Pustu Semadu selepas hujan. Ban motor tak bisa berputar. Akhirnya..... ditinggal di tengah jalan.

---------------------------------------------------

Puskesmas Pembantu (Pustu) SP 10 Kumpang Bis


Didirikan bersamaan dengan dibukanya lahan perkebunan kelapa sawit milik PT KSP. Selain membuka kebun, PT KSP juga mendatangkan warga transmigrasi ke lokasi ini. Baik transmigrasi dari pulau Jawa maupun transmigrasi lokal dari penduduk kampung sekitarnya. Berdiri pada tahun 1995 guna melayani warga transmigrasi di SP 10 Kumpang Bis dan sekitarnya. Pelayanan yang diberikan berupa pelayanan kesehatan dasar yaitu pengobatan. Di Pustu ini ditempatkan seorang perawat.
Menginjak 10 tahun usianya, Pustu ini nyaris tak bisa ditempati lagi. Ngengat dan rayap telah menggerogoti bangunan yang terbuat dari papan dengan jenis kayu kelas tiga. Sehingga pada tahun 2007 Pustu SP 10 Kumpang Bis direhab total. Bangunan baru terbuat deri plesteran semen dengan kerangka dari kayu belian, kayu kelas II dan kelas III, serta atap dari seng.


Khairil Anwar, petugas Pustus SP 10 Kumpang Bis





------------------------------------------


Pustu Batu Ampar

Tak ada yang membantah bahwa Pustu Batu Ampar menempati lokasi yang keliru pada saat dibangun pada tahun 1982, setahun setelah Pustu Semadu didirikan. Pustu yang beralamat di dusun Sungai Sawak (Batu Ampar), Desa Tapang Pulau, terletak di pinggiran Sungai Ayak, yaitu sungai yang merupakan urat nadi perhubungan utama dari kota Sungai Ayak sebagai ibu kota Kecamatan Belitang Hilir ke desa-desa yang ada. Beberapa desa dilalui oleh sungai ini yaitu desa Sungai Ayak III, desa Merbang, desa Tapang Pulau, desa Kumpang Bis, desa Semadu, dan desa Menawai Tekam.
Pada tahun 1984, dipinggiran sungai, agak jauh dari pemukiman penduduk dusun Sungai Sawak, dibangun Puskesmas Pembantu kedua untuk Kecamatan Belitang Hilir. Pemilihan lokasi ini bukan dengan pertimbangan tanpa alasan karena :

  1. Letaknya strategis untuk melayani masyarakat di desa Tapang Pulau, desa Kumpang Bis, dan sebagian desa Merbang.
  2. Dilalui jalur transportasi utama pada saat itu yaitu Sungai Ayak.
  3. Batu Ampar merupakan pangkalan bagi pedagang kecil di desa tersebut point 1.

Bangunan Pustu dengan panjang 10 m dan lebar 6 meter dibagi menjadi 2 bagian sama panjang. Satu bagian menjadi tempat pelayanan, dan satu bagian sebagai tempat tinggal petugas yang datang berkunjung dan menginap untuk beberapa hari. Belum ada petugas yang ditempatkan karena tenaga yang ada masih terbatas sehingga dibuatlah jadwal kunjungan beberapa hari dalam satu bulan.
Dalam perjalanan waktu, Pustu ini ternyata menjadi terasing. Saat transmigrasi mulai masuk di wilayah Kecamatan Belitang Hilir dan jalan darat dibangun masuk ke desa-desa yang dulunya menggunakan jalur sungai, Pustu Batu Ampar yang sedikit menyelinap di balik pepohonan karet mulai terabaikan keberadaannya. Ditambah lagi, petugas yang sejak tahun 1997 ditempatkan pada Pustu tersebut tidak bertempat tinggal disitu, membuat Pustu ini kurang terurus hingga semakpun akhirnya menusuk hingga ke atap dan nyaris menyelimuti seluruh bangunan. Petugas yang ada lebih senang melayani penduduk dari rumah ke rumah pada saat jam kerjanya, dari pada menunggu dan melayani masyakat di Pustu. Alasannya, jauh, terpencil, dan sunyi.
Rehab berat (total) yang dilakukan pada tahun 2006 tidak mampu mengembalikan kejayaan Pustu ini ke masa awalnya. Upaya untuk merelokasi ke dekat pemukiman di dusun Sungai Sawak terbentur pada dana yang tidak mencukupi, meskipun masyarakat dusun Sungai Sawak sudah menyetujui dan menyiapkan lokasi.
Jadilah ia sebuah Pustu yang meski baru direnovasi namun fungsinya sekedar untuk menyatakan bahwa anggaran sudah diserap dan bangunan sudah diselesaikan dengan baik. Akan halnya petugas yang di SK-kan di Pustu Batu Ampar, tetaplah jadi mantri keliling.


Heri Susanto, petugas Pustu Batu Ampar


--------------------------------------------

Puskesmas Pembantu Tapang Pulau

Dimana ada pemukiman transmigrasi disitu ada sarana kesehatan. Begitu pula yang terjadi pada pemukiman transmigrasi SP 4 Tapang Pulau, di desa Tapang Pulau, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau. Pustu ini dibangun mengikuti aliran transmigrasi ke wilayah desa Tapang Pulau pada tahun 1986. Luas bangunan 60 m persegi menempati tanah seluas 1.250 m persegi. Saat ini petugasnya kosong, masih dirangkap oleh petugas dari Pustu Batu Ampar. Bangun Pustu merupakan bangunan semi permanen dengan kerangka dari kayu, dinding plesteran semen, dan atap seng. Keadaan Pustu Tapang Pulau saat ini mulai memprihatinkan. Kerusakan terjadi di beberapa bagian. Lantai, dinding, dan atap. Sedangkan wc tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ditambah lagi perabotan dan peralatan kerja yang sama sekali tidak ada, lengkaplah sudah kepapaan Pustu Tapang Pulau. Hingga tulisan ini diturunkan, belum ada upaya pemerintah baik tingkat kabupaten, propinsi, maupun pusat untuk mengadakan perabotan dan peralatan yang memadai bukan saja bagi Pustu Tapang Pulau, melainkan hampir keseluruhan Pustu dan Polindes yang ada di Kecamatan Belitang Hilir. Pelayanan yang maksimal sudah pasti tidak dapat diharapkan dari sebuah Pustu yang tidak punya apa-apa. Keinginan akan sulit tercapai tanpa sarana yang memadai. Dan jika target tak tercapai untuk sasaran yang telah ditetapkan, patutkah kita mencari siapa yang salah ?

--------------------------------------------------

Puskesmas Pembantu SP 5 Melanjan

Ini adalah contoh pembangunan yang sangat tidak berguna. Membangunan sarana kesehatan tanpa memikirkan petugas yang akan menempati dan mengelolanya. Sudah dibangun, tidak pernah ditempati karena tenaga yang diperlukan tidak ada, akhirnya ilalang yang merajalela. Beberapa tahun sejak dibangun, Pustu ini terlantar tak terurus. Semak dan ilalang menutupi halamannya. Jadilah ia seperti yang kita saksikan pada foto yang disertakan. Bolong di sana-sini. Ia tidak mencerminkan sebuah bangunan kesehatan yang mestinya berlingkungan bersih, sehat, dan rapi. Tapi syukurlah, meski jelek-jelek begini, masih ada yang melirik. Ada warga trans yang tak punya rumah, melihat peluang untuk tinggal di Pustu ini. Dua keluarga berteduh di sini. Lumayan kan ? Biar jelek masih berguna juga buat warga yang tak punya rumah.



Puskesmas Pembantu SP 5 Melanjan


-------------------------------------

Puskesmas Pembantu Engkerauk

Nama Pustu ini sering mengelirukan dan membuat salah kaprah. Ia bernama Pustu Engkerauk namun letaknya di dusun Entabuk yaitu dusun yang menjadi Pusat Desa Entabuk, sedangkan Engkerauk adalah nama dusun di bawah desa Entabuk yang jaraknya 2 km dari dusun Entabuk, masyarakat setempat menyebutnya Entabuk Darat, karena dusun ini dihuni oleh orang-orang dari Suku Mualang (Darat) dan terletak agak jauh dari pinggiran sungai Kapuas, sementara Entabuk air dihuni oleh masyarakat dari suku Senganan (Melayu turunan Dayak/suku Air) terletak dipinggiran sungai Kapuas.
Dasar pemikiran mendirikan Pustu di dusun Engkerauk mengingat bahwa masyarakat dusun Engkerauk pada waktu itu cukup terasing, jauh dari jangkauan petugas kesehatan sehigga dianggap layak jika Pustu dididrikan di dusun tersebut. Jadilah - di dalam dokumen proyek ia dinamakan proyek pembangunan Pustu Engkerauk. Namun dalam pelaksanaannya, kontraktor melihat lain. Mengangkut bahan bangunan ke dusun Engkerauk bukanlah perkara mudah. Biaya pun pasti membengkak, dan untung pasti menipis. Apa akal ? Lobby !
Kongkalikonglah dengan pengada proyek, beri alasan masuk akal meski dikarang-karang. Buat dokumen pendukung. Alhasil, pemberi borongan yang enggan turun lapangan bisa diyakinkan, ditambah lagi iming-iming menebalnya amplop, maka Puskesmas Pembantu Engkerauk yang semestinya di dirikan di dusun Engkerauk, pindah alamat ke dusun Entabuk dengan nama tetap : Puskesmas Pembantu Engkerauk. Semua itu terjadi di tahun 1986 dimana jalur lalu-lintas utama adalah jalur sungai, prasarana pengangkutan orang dan barang.
Dibangun di dataran rendah pinggiran sungai, Pustu ini sering terendam banjir bila musim pasang tiba dibulan September hingga Desember. Tidak masalah, karena hingga empat tahun sejak didirikan, belum ada petugas yang menempati Pustu Engkerauk ini. Barulah pada tahun 1991 seorang perawat tamatan Yarsi Pontianak mendapat SK penempatan pada Pustu Engkerauk. Barulah timbul masalah. Petugas yang menetap di Pustu Engkerauk, setiap bulan September – Desember pastilah mengeluh Pustunya kebanjiran. Usul relokasipun mengalir. Dari tahun ke tahun selalu disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten.Telinga yang pekak akhirnya mendengar juga. Dalam tahun 1999 Pustu Engkerauk direhab total dan direlokasi. Alamat baru, samping Kantor Desa entabuk, bertetangga dengan SDN No. 10 Entabuk. Bebas banjir. Tak perlu lagi was-was melihat air Kapuas mulai naik.



Zuliati, perawat di Pustu Engkerauk

------------------------------------------------------

Pustu SP 1 Merbang

Pustu lahir dan berawal dari Balai Pengobatan yang didirikan oleh Departemen Transmigrasi pada tahun 1985. Berdirinya Balai Pengobatan SP1 Merbang guna melayani warga transmigran, baik yang berasal dari Jawa maupun masyarakat di kampung sekitarnya. Lokasi transmigrasi SP1 Merbang merupakan lokasi transmigrasi pertama di Belitang Hilir. Tahun 1991 Balai Pengobatan yang dirasa kurang memadai lagi, ditingkatkan menjadi Puskesmas Pembantu. Satu orang tenaga perawat ditempatkan disini. Hingga awal tahun 2008 beberapa perawat yang pernah bertugas disini yaitu Pisianus (almarhum), Juniarto, dan Priska Nonie Upek. Nama terakhir ini ditugaskan pada Pustu SP 1 Merbang sejak bulan Agustus 2007. Bangunan Pustu yang sudah berusia 17 tahun ini kondisinya mulai kurang baik. Diperlukan perbaikan untuk WC, lantai, tangga, langit-langit, dan atap. Selain itu, bangunan ini tidak memiliki peralatan yang diperlukan guna menunjang kelancaran pekerjaan petugasnya. Tidak ada perabotan dan peralatan medis yang tersedia. Saat diadakan pengobatan massal pada tanggal 11 September 2007 lalu, terpaksa meminjam meja dan kursi milik tetangga. Bahkan seorang dokter mesti menggunakan kotak suara (salon) untuk alas menulis. Entah kapan pemerintah daerah kabupaten Sekadau bisa mengadakan perabotan, bukan saja bagi Pustu SP 1 melainkan untuk seluruh Pustu yang ada di Kecamatan Belitang Hilir. Jika ada perabotan dan peralatan kerja yang memadai, tentunya petugas akan dapat bekerja dengan baik, tidak terbebani dengan berbagai ketiadaan.



Polindes Sungai Ayak I

Ini Polindes termuda di jajaran Polindes yang ada di Kecamatan Belitang Hilir. Dibangun pada akhir tahun 2006 dengan luas lantai 42 m persegi, berlokasi di dusun Sebedau, kurang lebih 11 km dari pusat desa Sungai Ayak I. Selain ditempuh lewat jalan darat, dapat juga menggunakan jalur sungai yaitu Sungai Kapuas - sungai terpanjang di Indonesia. Berdirinya Polindes ini, seiring ditempatkannya seorang Bidan di Desa Sungai Ayak I, yang ketika awal bertugasnya harus menggunakan Balai Desa guna pelayanan kepada masyarakat, terutama ibu hamil. Beberapa tahun menunggu, barulah Polindes ini lahir menyusul keberadaan sang Bidan. Meski pun Polindesnya sudah berdiri kokoh, namun hingga saat ini, Bidan desa Sungai Ayak I tetap bertempat tinggal di dusun Sungai Ayak I - pusat desa. Pelayanan di Polindes dilakukan secara berkala sekali seminggu, berbagi hari dengan dusun Sungai Asam yang juga merupakan wilayah kerja bidan di desa Sungai Ayak I.


Eriyati, Bidan Desa Sungai Ayak I

--------------------------------------

Polindes Entabuk
Nama Polindes memang sering jadi masalah. Bukan masalah yang berat sih. Tapi bisa membuat orang kelimpungan. Saat Polindes Janang Ran akan direnovasi pada tahun 2006 lalu, pihak pemborong yang mendapat pekerjaan renovasi dari Dinas Kesehatan dan Keluarga berencana

Polindes Entabuk di dusun Janang Ran

Kabupaten Sekadau jadi bingung. Dalam kontrak tertulis Polindes Entabuk. Jadi, mereka pikir Pustu Engkerauk (Entabuk) yang terletak di dusun Entabuk itulah Polindes yang bakal direhab. Saat berkunjung ke lokasi, mereka jadi kaget. Bangunannya masih cukup bagus, koq direhab total ? Ada tawar menawar di lapangan, agar lokasi pembangunan Polindes di pindahkan ke Janang Ran. Sementara pihak dusun Janang Ran juga menyetujui, dan Kepala Dusunnya sempat membuat pernyataan tidak berkeberatan dan sanggup menyediakan lokasi bagi pembangunan Polindes. Namun setelah bertemu Kepala Puskesmas Sei. Ayak yang merupakan instansi induk dari Polindes Entabuk, barulah ketemu jati dirinya. Bahwa benar Polindes Entabuk yang disebutkan dalam kontrak kerja adalah Polindes yang beralamat di dusun Janang Ran, desa Entabuk. Polindes yang berdampingan dengan Sekolah Dasar Janang Ran, tempatnya bidan Wulansari bertugas. Plong ! Pembangunanpun dilaksanakan akhir Desember 2006. Selesai. Kelihatan lebih asri dari pada sebelumnya.

Bidan Wulansari